Sakit kritis dan kondisi kritis sepintas mirip, namun pada kenyataannya ini adalah kondisi yang sangat berbeda. Pemahaman tentang kedua kondisi ini jika tidak benar-benar diketahui dapat menyebabkan miss claimed. Pemilik asuransi jiwa atau yang berniat memilikinya sebaiknya menyimak dan mengerti betul kedua istilah ini.
Untuk membantu anda memahaminya, Data Polis mencoba merangkum dalam artikel singkat ini.
Situasi Pertama
Bayangkan disana ada seorang anak muda sebut namanya Randi (bukan nama sebenarnya). Randi terkena musibah, terjatuh dari motornya, dengan helm terlepas dan kepala berdarah. Kucuran darahnya cukup banyak, terlihat dari rembesan darah terhadap baju yang ia pakai.
Jika tak segera ditangani, seperti menemukan titik pendarahannya dan menekan dengan kain atau benda lembut lainnya, bisa saja nyawanya terancam.
Hal ini gambaran sebuah kondisi kritis.
Kondisi yang sangat menentukan untuk diambil sebuah tindakan, dan segera dibawa ke institusi kesehatan seperti klinik atau RS sesegera mungkin, jika tidak, bisa saja nyawa Randi terancam atau meninggal dunia yang disebabkan oleh kekurangan darah.
Situasi kedua
Rani (bukan nama sebenarnya) merasakan ada yang aneh dipayudara kanannnya, benjolan yang selama ini didiamkan kini nampak membesar, sakit dan juga meradang rasanya. Area sekitar agak panas dan samar memerah.
Rani menyerah, akhirnya dia mendatangi sebuah klinik kesehatan wanita, konsultasi secara menyeluruh dilakukan, dokter di klinik menganjurkan untuk dilakukan biopsi, tekhnik pengambilan sample dari bagian tubuh untuk diperiksa di laboratorium demi akuratnya sebuah diagnosa.
Jika hasil biopsi keluar ada kemungkinan Rani harus menjalani perawatan. Jika positif kanker payudara maka kemotherapi serta radiotherapy lah jalan untuk kesembuhan Rani selanjutnya.
Kondisi Rani masuk dalam Sakit kritis.
Situasi ketiga
Eko (bukan nama sebenarnya), seorang pria paruh baya nampak, terhuyung huyung keluar dari Mobil sedannya, dia masih bisa sampai ke Lobby IGD sebuah rumah sakit besar dibilangan Selatan Jakarta, badannya nampak berkeringat dan mukanya nampak sangat pucat. Tangannya memegang dada, seolah berusaha melepaskan himpitan. Tak lama petugas medis menyambut dan membawa dengan brankar ke ruangan. Serangan ini terjadi secara tiba tiba, tubuhnya tak menunjukkan gejala, Setelah dilakukan pertolongan pertama dan banyak pemeriksaan lanjutan lain pria itu disarankan untuk menjalani balonisasi di jantungnya
Serangan tadi pertanda ada penyumbatan. Nyawanya dapat diselamatkan.Gambaran tadi adalah kondisi kritis sekaligus Sakit Kritis.
Dalam manfaat asuransi jiwa, Sakit kritis adalah salah satu rider atau manfaat tambahan yang paling banyak dijumpai, untuk tiga gambaran di atas, maka Rani dan Eko sebagai orang yang terkena serangan jantung dan di diagnosa kanker payudara dapat mengajukan klaim.
Namun pengendara motor bernama Randi yang mengalami pendarahan kepala tak dapat mengajukan klaim Sakit kritis, dia dapat mengajukan klaim accident atau coverisasi rawat inap jika dalam polis ada manfaat itu.
Dalam artikel berikutnya kita akan membahas syarat pengajuan Sakit Kritis, karena manfaat tambahan ini memiliki beberapa kategori syarat klaim
Seperti, berdasarkan tingkat penyebarannya, atau berapa luas lokasi kegagal fungsi sebuah organ, serta ada juga manfaat Sakit kritis yang bisa di klaim lebih dari 1 kali kejadian.
Sekarang, Ayo buka buku polisnya lalu cek manfaat Sakit kritis apa yang tertera di sana, karena teliti setelah dan sebelum membeli akan jauh lebih baik daripada menyesal saat klaim ternyata isi polis mengatakan bahwa itu bukan termasuk bagian yang diproteksi.
Selamat berasuransi.