PSAK 24 dan SAK ETAP merupakan standar akuntansi memastikan keakuratan, relevansi, dan keandalan informasi keuangan perusahaan, sekaligus menjamin transparansi dan konsistensi dalam pelaporan keuangan. Di Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan mengacu pada International Financial Reporting Standards (IFRS) sejak 2012, menjadi acuan utama. Keduanya ini untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, dihadirkan untuk analisis dan perbandingan dengan standar internasional, menyoroti pentingnya standar ini dalam praktik akuntansi di Indonesia.
PSAK 24: Imbalan Kerja #
Standar ini berlaku untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yang lebih signifikan dan menuntut lebih banyak detail dalam akuntansi imbalan kerja:
- Pengakuan dan Pengukuran:
- PSAK 24 mengatur pengakuan dan pengukuran imbalan kerja jangka pendek, jangka panjang, imbalan pascakerja (seperti pensiun), dan pesangon dengan lebih detail.
- Memperhitungkan perubahan dalam kewajiban dan nilai wajar aset program selama periode akuntansi.
- Pengungkapan:
- Lebih rinci dalam hal pengungkapan informasi mengenai liabilitas imbalan kerja.
- Informasi mengenai asumsi aktuarial yang digunakan dan risiko yang terkait dengan program pensiun.
Penerapan dan Perbedaan dengan Standar Internasional #
PSAK 24 sejalan dengan IAS 19 (International Accounting Standard) dalam banyak hal. Namun, ada beberapa perbedaan dalam hal pengungkapan dan pengukuran kewajiban imbalan kerja. Misalnya, PSAK 24 mungkin memiliki persyaratan pengungkapan yang lebih ringkas dibandingkan IAS 19.
SAK ETAP: Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik #
Dirancang untuk entitas kecil dan menengah (UKM) yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan. Dalam konteks imbalan kerja, SAK ETAP menyederhanakan beberapa aspek akuntansi dan pelaporan keuangan:
- Pengakuan dan Pengukuran:
- Imbalan kerja jangka pendek diukur pada jumlah yang belum dibayar pada akhir periode pelaporan.
- Liabilitas imbalan pascakerja diukur pada nilai kini dari kewajiban yang diharapkan, menggunakan tingkat diskonto yang sesuai.
- Pengungkapan:
- SAK ETAP memerlukan pengungkapan yang lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK 24.
- Pengungkapan mencakup total beban imbalan kerja jangka pendek, karakteristik program pensiun, dan jumlah liabilitas yang diakui.
Penerapan dan Perbedaan dengan Standar Internasional #
SAK ETAP serupa dengan IFRS for SMEs (International Financial Reporting Standards for Small and Medium-sized Entities) namun disesuaikan dengan konteks bisnis dan regulasi di Indonesia. Misalnya, SAK ETAP mungkin memiliki aturan yang lebih fleksibel terkait pengukuran aset dan liabilitas.
Perbandingan PSAK 24 dan SAK ETAP #
Implikasi bagi Perusahaan di Indonesia #
Di Indonesia, perusahaan perlu memahami perbedaan antara PSAK 24 dan SAK ETAP untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Perusahaan besar dengan banyak karyawan cenderung membutuhkan detail perhitungan yang disediakan oleh PSAK 24, yang mengatur kewajiban imbalan kerja secara mendalam.
Sebaliknya, UKM lebih cocok menggunakan SAK ETAP, yang dirancang untuk entitas dengan skala lebih kecil dan perhitungan yang lebih sederhana. Pemilihan standar yang tepat sesuai ukuran dan kompleksitas perusahaan akan memastikan laporan keuangan yang akurat dan memenuhi persyaratan, serta meminimalkan risiko ketidakpatuhan terhadap standar akuntansi yang relevan.
Sebagai penutup, pemahaman mengenai perbedaan dan kesamaan antara kedua standar akuntansi serta kaitannya dengan standar internasional sangat penting bagi perusahaan. Dengan penerapan standar yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa laporan keuangan mereka tepat, transparan, dan memenuhi kebutuhan berbagai pemangku kepentingan, serta mematuhi regulasi yang berlaku. Bagi perusahaan yang beroperasi di berbagai negara, pemahaman ini juga krusial untuk memastikan kepatuhan global dan integrasi yang baik dalam pelaporan keuangan internasional.